Sekitar 150 orang yang hadir dalam acara launching program yang digelar oleh Transform didukung PT HM Sampoerna Tbk, Kamis (6/9), itu masih berada di aula usai acara launching. Rangkaian acara belum rampung, masih ada satu lagi yang penting diikuti: Seminar bertajuk “Menumbuhkan kembali usaha kecil sebagai sektor unggulan di Kabupaten Lombok Timur”. Kepala Dinas ESDM dan Perindag Lombok Timur Ir. Atma Yakin, seorang akademisi Universitas Mataram Dr IGL Parta Tanaya, dan seorang pelaku usaha kerajinan tangan Maliki, hadir sebagai pembicara yang memberikan motivasi kepada para peserta untuk membangkitkan kembali usaha kecil yang kini tengah lesu. Sebagai moderator, Markum mempersilahkan para pembicara menyampaikan bahasan masing-masing secara bergiliran. Atma Yakin yang mendapat kesempatan pertama memaparkan empat hal yang harus dimiliki seorang pengusaha, yakni ilmu tentang apa yang diusahakan, modal, semangat untuk tetap usaha, dan kedisiplinan yang baik. “Dan jangan hidup dengan gaya yang melebihi kemampuan,” imbunya mengingatkan. Sementara itu IGL Parta Tanaya atau akrab disapa Nonong, menyampaikan hasil kajian yang dilakukannya. “Di Lombok Timur ada 2.261 usaha kecil berupa kerajinan, dan uang putaran uangnya mencapai Rp 7,6 miliar,” katanya memaparkan data, seraya menambahkan bahwa adanya kelompok-kelompok usaha merupakan potensi yang baik untuk mengembangkan usaha di masa mendatang. Menurutnya, pengerajin dari Lombok harus lebih menguasai teknologi baru untuk mendukung kecepatan produksi. Misalnya untuk membuat bakul, pengerajin harus meraut sekian banyak bambu, padahal bisa dipercepat dengan alat peraut. “Jika dikehendaki, kami dari Universitas Mataram bisa membuat alat peraut,” katanya menantang para pengerajin.
Dan Maliki, yang mendapatkan kesempatan terakhir bercerita panjang lebar tentang pengalamannya sejak menekuni kerajinan tenun hingga terkenal sebagai pengerajin sukses di Pringgasela, Lombok Timur, saat ini. Berbagai pengalamannya diungkapkan dalam sudut pandang kegigihan seorang pengusaha. Sebuah prinsip sakti mencuat dalam forum seminar itu, “Dalam pikiran saya tidak ada kebangkrutan, yang ada hanyalah kesuksesan,” kata Maliki dengan penuh bangga ketika menjawab pertanyaan seorang guru SD tentang pengalaman pahitnya dalam berusaha. Ia juga menyampaikan, seorang pengusaha harus tetap “gila” (gigih lapangan): tetap berkreasi, jangan pernah lesu. Dengan kegigihannya, ia telah menghasilkan berbagai inovasi, seperti peningkatan kapasitas produksi per bulan, dari 1-2 buah menjadi 3-4 buah, menggunakan pewarna alami seperti daun pepaya, daun nenas dan sirih, mangrove, juga pace yang sangat disukai konsumen dari Cina. “Kualitas jangan asal-asalan, penuhi janji, dan percaya diri dengan apa yang akan kita desain,” paparnya ketika peserta menanyakan prinsip-prinsipnya dalam berusaha. Dengan memegang prinsip itu, katanya, sudah 12 tahu bekerjasama dengan orang Jepang, produknya belum pernah dikomplain. Di bawah panduan moderator, proses dialog dalam seminar itu berlangsung hidup. Berbagai pengetahuan, informasi dan kiat sukses pun disimpulkan. “Lombok Timur memiliki potensi besar untuk mengembangkan usaha kecil seperti kerajinan, tentu dengan kerjasama berbagai pihak,” kata moderator menutup forum siang itu. [Ojan]