Berikan Contoh Langsung Kepada Siswa

Sekolah Dasar Negeri (SD N) 2 Kotaraja adalah salah satu dari segelintir sekolah yang berhasil menerapkan pendidikan lingkungan dalam proses belajar-mengajar. “Pendidikan lingkungan hidup di sekolah ini dimulai sejak Januari 2011, ketika saya baru beberapa bulan menjadi kepala sekolah. Saya masuk di sekolah ini pada September 2010,” ujar Syafudin, Kepala Sekolah SDN 2 Kotaraja, Kecamatan Sikur Lombok Timur. Syafudin mengatakan pentingnya pendidikan lingkungan hidup karena dapat menumbuhkan kepedulian anak terhadap lingkungannya. Juga dapat meningkatkan prestasi siswa, karena dengan sekolah yang bersih, indah dan rapi anak-anak menjadi senang dan betah belajar di sekolah. Selama ini pendidikan lingkungan diintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain seperti IPA, IPS, PKN, dan Agama, serta kegiatan imtaq dan pendidikan karakter. Pesan-pesan lingkungan disampaikan dalam beberapa mata pelajaran tersebut, dan tidak lupa disertai dengan praktek langsung. “Dalam pelajaran IPA, para siswa diajarkan memperbanyak tanaman dengan mencangkok, menempel dan stek, kemudian menanam serta memelihara tanaman. Kalau IPS, PKN dan Agama menyangkut praktek dari pesan-pesan moral yang terkait dengan lingkungan seperti menjaga kebersihan lingkungan, melakukan penghijauan, dan lain-lain” jelasnya ketika ditanya bagaimana mengintegrasikan pendidikan lingkungan ke dalam berbagai mata pelajaran. Diakuinya, hal tersulit dalam menerapkan pendidikan lingkungan adalah membangun kesadaran siswa, karena mereka lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan di luar sekolah. Bagaimana menghadapi kesulitan tersebut? “Kami sebagai guru memberikan contoh terlebih dahulu. Guru harus menjadi tauladan bagi anak didiknya. Tidak mungkin dapat menumbuhkan kesadaran siswa kalau gurunya saja tidak memiliki kesadaran lingkungan” katanya. Pembinaan dilakukan secara terus menerus dengan memaksimalkan peran para guru. “Peran kami mebimbing anak-anak untuk menanam dan memelihara tanaman. Kami membimbing mereka untuk mengenal lingkungan secara lebih dekat” kata Supardi, seorang guru di SDN 2 Kotaraja.

Dijelaskannya, selama ini metode yang digunakan yaitu dengan permainan, praktek langsung, jelajah alam atau hiking dan berkemah, dan memberikan tugas untuk menyiram tanaman serta membersihkan halaman. Dengan membangun suasana pembelajaran yang menyenangkan, hubungan guru dan siswa menjadi lebih dekat. “Saya senang karena bisa belajar menanam dan merawat tanaman. Adik-adik kelas kami juga harus bisa seperti kami agar merasakan bagaimana sekolah yang bersih dan indah” kata Baiq Tamara Ademantika, siswi kelas VI SDN 2 Kotaraja. Nuraini, siswi lainnya menyebutkan beberapa jenis tanaman yang pernah ditanam di sekolahnya. “Ada adenium, mahkota dewa, kemangi, jahe, kunyit, kumis kucing, lengkuas, serai,” sebutnya dengan lancar. Sekolah yang sebelumnya kumuh itu kini berwajah asri dan menyejukkan bagi siapa saja yang memasukinya. Selain jumlah siswa yang semakin banyak, nilai ujian siswanya juga meningkat. Dan kini, SDN 2 Kotaraja termasuk sekolah berstandar nasional. [Awung]