Disabilitas Bukan Halangan Untuk Berprestasi: Kisah Kelompok Pade Angen Di Lombok Tengah

Tulisan ini menggambarkan semangat dan kerja keras kelompok disabukitas Pade Angen di Lombok Tengah yang berhasil membangun usaha toilet dan pembangunan jamban serta mengikuti berbagai lomba dan proyek pembangunan. Meskipun fasilitas public masih jauh dari ramah disabilitas kelompok ini tetap optimis dan terus berjuang untuk mencapai kesetaraan dan keterlibatan yang sama di dalam masyarakat. Keberhasilan mereka dalam membangun usaha dan berprestasi telah mendapat perhatian dari pemerintah dan masyarakat setempat dan menajdi contoh inspiratif bagi kita semua untuk tidak menyerah dalam menggapai mimpi dan menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan ramah disabiliat

Pade Angen adalah nama dari kelompok pengusaha sanitasi yang anggotanya terdiri dari kelompok penyandang disabilitas di Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB). Kelompok ini didirikan oleh Lalu Wisnu Pradipta, seorang penyandang disabilitas pengguna kursi roda yang tergerak hatinya kala melihat kenyataan betapa dalam kehidupan sehari-hari kelompok penyandang disabilitas kesulitan mengakses fasilitas sanitasi yang aman dan nyaman. Langkanya fasilitas sanitasi seperti toilet beserta perlengkapan di dalamnya yang aksesibel bagi kelompok penyandang disabilitas tentu saja menyulitkan Wisnu dan teman-temannya saat mereka hendak membersihkan diri seperti mencuci tangan, mandi, hingga buang air besar. Perbedaan kondisi fisik antara orang non disabilitas dan  penyandang disabilitas menyebabkan tuntutan penyesuaian jamban dan kloset yang harus lebih inklusif dan aksesibel.

Pembangunan paket jamban inklusi.

Dibalik keterbatasan yang dimiliki, semangat kaum disabilitas untuk menggapai mimpi tetap berkobar. “Kami tidak cacat, cacat itu adalah benda,” itulah moto Mamiq Wisnu dan teman-teman disabilitas dalam menjalani keseharian yang ada di Kelompok Pade Angen. Sayangnya, keterlibatan kaum disabilitas masih minim dalam setiap kegiatan, seperti fasilitas publik yang masih jauh dari ramah disabilitas.

Namun, kelompok Pade Angen membuktikan bahwa disabilitas tidak menghalangi mereka untuk berprestasi dan berkontribusi dalam masyarakat. Kelompok ini beralamat di Dusun Jabon, Desa Sisik, Kecamatan Pringgarata, Kabupaten Lombok Tengah, dan anggotanya berasal dari dalam desa, luar desa, bahkan luar kecamatan.

Berbagai kegiatan dilakukan oleh Pade Angen, seperti membuat toilet dan wesafel. Usaha ini banyak membantu perekonomian keluarga, dengan jumlah anggota yang bekerja untuk membuat toilet sekitar 5-7 orang. Selain itu, Pade Angen juga membuat usaha paket pembangunan jamban dengan harga paling rendah sekitar 3 juta rupiah. Selain usaha kelompok, anggota Pade Angen juga memiliki usaha pribadi seperti perbaikan TV, kulkas, dan elektronik lainnya, membuat kue basah, menjadi penjahit, petani, dan lain sebagainya. Toilet yang dibuat oleh kelompok ini dapat dibuat berdasarkan pesanan atau tersedia jika ingin membeli dalam jumlah kecil.

Kelompok Pade Angen juga didampingi oleh Lombok Independen Disabilitas Indonesia (LIDI  Foundation)  yang memiliki beberapa kegiatan, seperti pemicuan, pendataan disabilitas di beberapa desa di Lombok Tengah, serta memberikan bantuan peralatan seperti tongkat, kursi roda, dan lain-lain. Berkat kerjasama yang baik ini, akhirnya kelompok Pade Angen bisa mengikuti Lomba AMPL Award dan mendapatkan juara di kategori tertentu. Selain itu, mereka juga mengikuti lomba olahraga seperti lomba lari menggunakan kursi roda dan lomba voli khusus disabilitas.

Kunjungan Wakil Bupati Lombok Tengah di Kelompok Pade Angen

Keberhasilan kelompok disabilitas ini mendapatkan perhatian dari pemerintah. Wakil Bupati Lombok Tengah, Dinas Lingkungan Hidup, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, dan bahkan Bupati Lombok Tengah mengunjungi Pade Angen. Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah juga berkomitmen untuk bekerja sama dengan Pade Angen dalam proyek pembangunan rumah layak huni di Lombok Tengah untuk meningkatkan pemasaran pada produk unggulan Pade Angen.

Saat ini, kelompok disabilitas sering dilibatkan dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta. Mereka diberikan kesempatan untuk berpendapat tanpa ada intimidasi dari siapapun dan dilibatkan dalam musrenbang Dusun, Desa, kecamatan bahkan kabupaten. Dalam hal ini, kelompok Pade Angan dan LIDI Foundation telah membuktikan bahwa disabilitas tidak menghalangi seseorang untuk mencapai mimpi dan sukses dalam berbagai bidang kehidupan. Meskipun fasilitas publik masih jauh dari ramah disabilitas, mereka tetap optimis dan terus berjuang untuk mencapai kesetaraan dan keterlibatan yang sama di dalam masyarakat.

Keberhasilan mereka dalam membangun usaha toilet dan pembangunan jamban serta mengikuti berbagai lomba dan proyek pembangunan, telah mendapat perhatian dari pemerintah dan masyarakat setempat. Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah sendiri telah berkomitmen untuk bekerja sama dengan kelompok Pade Angan dalam proyek pembangunan rumah layak huni di Lombok Tengah dan meningkatkan pemasaran produk unggulan kelompok tersebut.

Dengan semangat dan kerja keras yang mereka tunjukkan, kelompok disabilitas seperti Pade Angan dan LIDI Foundation adalah contoh inspiratif bagi kita semua untuk tidak menyerah dalam menggapai mimpi. Kita harus terus berjuang untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan ramah disabilitas, di mana setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan meraih kesuksesan.

Keberhasilan yang diraih oleh kelompok disabilitas Pade Angen tidak hanya membuat pemerintah antusias untuk mengunjungi mereka, tetapi juga memberikan inspirasi bagi masyarakat sekitar. Dalam lingkungan yang semakin inklusif, di mana setiap orang diberikan kesempatan yang sama untuk berkarya, semangat dan tekad yang dimiliki oleh kelompok Pade Angen menjadi contoh bagi semua orang.

Namun, masih banyak tantangan yang harus dihadapi oleh kelompok disabilitas dalam mencapai mimpi mereka. Fasilitas publik yang belum ramah disabilitas masih menjadi kendala yang signifikan. Oleh karena itu, perlu kerja sama dan dukungan dari pemerintah dan masyarakat untuk memperbaiki dan meningkatkan aksesibilitas bagi orang-orang dengan disabilitas.

Di tengah tantangan tersebut, kelompok disabilitas Pade Angen terus berjuang dan bekerja keras untuk mencapai mimpi mereka. Mereka membuktikan bahwa disabilitas bukanlah halangan untuk meraih kesuksesan dan menjadi panutan bagi semua orang dalam semangat dan tekad dalam mencapai mimpi.

Keberhasilan dan perjuangan kelompok disabilitas dalam mengatasi keterbatasan mereka serta menggapai mimpi-mimpi mereka. Sebagai anggota masyarakat, kita seharusnya memberikan dukungan dan perhatian pada kelompok disabilitas serta berupaya memperbaiki lingkungan agar lebih ramah bagi mereka. Pemerintah juga harus berperan aktif dalam memperbaiki infrastruktur dan memberikan kesempatan yang setara bagi semua warga negara, termasuk kaum disabilitas.

Oleh karena itu, harapan untuk pemerintah dan masyarakat terkait tulisan ini adalah:

  1. Masyarakat seharusnya lebih peduli dan menghargai kelompok disabilitas dengan memberikan dukungan, membuka lapangan kerja, dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
  2. Pemerintah seharusnya meningkatkan aksesibilitas fasilitas publik seperti jalan, trotoar, kendaraan umum, dan tempat ibadah agar lebih ramah bagi disabilitas. Pemerintah juga harus memperhatikan pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi kelompok disabilitas agar mereka bisa meraih mimpi-mimpi mereka.
  3. Diharapkan adanya program-program yang mendukung kelompok disabilitas untuk menciptakan lapangan kerja yang sesuai dengan kemampuan mereka, memberikan pelatihan keterampilan, dan membantu pengembangan usaha.
  4. Masyarakat dan pemerintah harus bersama-sama membangun kesadaran dan menghilangkan diskriminasi terhadap kelompok disabilitas agar mereka bisa hidup dengan sejahtera dan merdeka seperti halnya warga negara lainnya.

Dengan dukungan dari masyarakat dan peran aktif dari pemerintah, kelompok disabilitas akan bisa meraih mimpi-mimpi mereka dan mengatasi keterbatasan yang mereka hadapi. Semoga tulisan ini bisa menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu menghargai dan memberikan kesempatan yang setara bagi kelompok disabilitas. (Hariyani/Staf Lembaga Transform)